Ringkasan Materi E-Business Pertemuan 2

Pertemuan 2 

Tahapan Pembangunan Sistem e-Business

A. Visi dan Prospek Membangun e-Business 

        Membangun sistem e-Business bukan hanya mengkomputerisasi SI bisnis yang kemudian dihubungkan ke Internet. Jika pemahaman itu yang menjadi landasan dalam membangun sistem e-Business, maka niscaya sistem itu sulit untuk bertahan. 

  1. Adanya keinginan yang kuat dan konsisten untuk membangun hubungan langsung dengan konsumen. 
  2. Pembangunan Jaringan Komunitas 
  3. Perluasan pasar 
  4. Masuk era persaingan global

B. Tahap-Tahap pembentukan Sistem e-Business 

  1. Mendayagunakan komputer personal, jaringan komputer dan Internet seoptimal mungkin 
  2. Membangun halaman web untuk jalinan komunikasi antara perusahaan dengan konsumen secara efektif dan fleksibel 
  3. Membangun SI e-Business yang efektif 
  4. Mengembangkan SI yang bersifat inter platform.

Bisnis berbasis elektronik, dalam hal ini sering kita sebut dengan E-Business adalah sebuah kegiatan bisnis yang menggunakan fasilitas jaringan internet. Dalam pelaksanaannya, perusahaan yang akan mengaplikasikan e-Business dalam usahanya tentunya membutuhkan rencana agar penerapannya bisa efektif. 
Mendayagunakan komputer personal, jaringan komputer, dan internet seoptimal mungkin. Ini merupakan hal paling dasar yang harus disiapkan sebelum memanfaatkan E-Bussiness. Membangun halaman web untuk membangung jalinan komunikasi antara perusahaan dengan konsumen secara efektif dan fleksibel. Setelah semua terpenuhi di atas barulah kita melangkah dalam tahap pembangunan system E-Business, meliputi:

  1. Pembangunan Arsitektur E-Business.
  2. Instalasi.
  3. Pemilihan Opsi Pengembangan.
  4. Penyebaran/Integrasi.
  5. Operasi/Pemeliharaan.

C. Manajemen Teknologi E-Business 

        Pada dasarnya dalam proses pembangunan dan pengembangan E-Business diperlukan suatu manajamen system informasi yang baik, efektif dan efisisen. Dalam proses pembangunan dan pengembangan E-Business, manajemen teknologi menjadi hal yang tidak kalah penting diantara manajemen komponen system informasi yang lain. Teknologi informasi memiliki kontribusi penting dalam menjalankan proses system informasi E-Business. Teknologi informasi ini dapat disebut sebagai supply atas demand of system information dalam EBusiness. Manajemen teknologi dalam proses E-Business ini pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua perspektif, yaitu:

  1. Perspektif Teknis. 

      Dilihat dari sisi teknis, manajemen teknologi informasi dalam E-Business dibagi kedalam dua fungsi, yaitu;

  1. fungsi penciptaan, dan 
  2. fungsi penyebaran.

      2. Perspektif Manajerial.

          Dilihat dari sisi bisnis dan manajerial, terutama dalam kaitannya dengan Manajemen Supply Chain, ada 4 (empat) peranan yang diharapkan perusahaan dari implementasi efektif sebuah teknologi informasi.

  • Minimize Risks. Setiap bisnis memiliki resiko, terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor keuangan. Pada umumnya resiko berasal dari adanya ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada di luar kontrol perusahaan. 
  • Reduce Costs. Teknologi informasi diharapkan dapat berkotribusi dalam perbaikan efisiensi dan optimalisasi proses-proses bisnis di perusahaan. Peranan teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha mengurangi biaya-biaya operasional perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. 
  • Create New Realities. Dengan pesatnya perkembangan teknologi internet, telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan, yaitu di dunia maya. Berbagai konsep E-Business semacam E-Commerce, E-Procurement, E-Customers, E-Loyalty, dan lain-lain pada dasarnya meruapakan suatu cara memandang baru di dalam menanggapi mekanisme bisnis di era globalisasi informasi. 

D. Pemodelan Sistem

      Membangun sebuah sistem yang besar dan kompleks SI e-Business, tim pembuat pembuat sistem perlu membuat model 

    Pemodelan tersebut menggambarkan aliran data yang akan di proses menjadi informasi; aliran distribusi juga akan digambarkan. Dengan demikian, arus data informasi dapat terlihat secara jelas. Penggambaran pemodelan dapat menggunakan sistem flowchart atau blok diagram. 

E. Metode Daur Hidup untuk Membangun SI e-Business

      Metode daur hidup cocok untuk pembangunan sistem e-business, karena memiliki beberapa beberapa karakteristik yaitu proses dilakukan selangkah demi selangkah yang disertai dengan proses doumentasi yang rapi. Metode daur hidup terdiri dari beberapa tahapan proses, yaitu; 

  1. Tahap perencanaan 
  2. Analisis 
  3. Perancangan 
  4. Penerapan 
  5. Evaluasi
  6. Penggunaan 
  7. Pemeliharaan
Pada setiap tahapan dilakukan proses pendokumentasian atas segala yang telah dilakukan atau disepakati.

1. Tahap Perencanaan

Tahap ini sangat penting karena pada tahap ini permasalahan yang sebenarnya didefinisikan secara rinci. Tahap perencanaan mempersiapkan sistem e-bisnis meliputi 

    a. Memahami permasalahan yang muncul dan mendefinisikan secara rinci 

    b. Merumuskan kasus-kasus bisnis yang ingin diselesaikan 

    c. Mengestimasikan total investasi yang akan disediakan 

    d. Rencana aksi yang kongkrit 

2. Tahap Analisis 

    a. Tahap ini harus dilakukan seobyektif mungki agar hasilnya tidak biasa 

    b. Untuk menganalisa, dapat mengggunakan 6 dimensi kelayakan (Mc.Leod) yaitu kelayakan teknis, pengembalian ekonomis, pengembalian non ekonomis, hukum dan etika, operasional, jadwal

    c. Faktor lain dalam menganalisa yaitu kelayakan organisasi, memilih kelompok bisnis,kemungkinan permodalan, tingkat kopetisi produk, lingkungan operasional sistem dan sistem harga 

    d. Apabila diketemukan indikasi ketidaklayakan maka cari penyebabnya selanjutnya susun langkah konkrit 

3. Tahap Perancangan 

Tahap perancangan merupakan fase pemahaman kriteria kebutuhan sistem. Diharapkan lebih menuju sistem yang stabil dan flexibel. Pada tahap perancangan selain memperhatikan rekomendasi kelayakan, perlu memperhatikan beberapa hal berikut: 

    a. Kebutuhan perusahaan 

    b. Kebutuhan operator 

    c. Kebutuhan pemakai 

    d. Kebutuhan teknis 

4. Tahap Penerapan 

       Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengimplementasikan rancangan yang telah disusun sebelumnya agar dapat diwujudnyatakan. Implementasi untuk prosedur di dalam teknologi komputer akan menggunakan bahasa komputer. Untuk proses yang terdapat di luar sistem komputer, disusunlah sebuah konvensi atau perjanjian atau tata tertib, agar setiap orang yang terlibat dapat mengikuti alur yang telah ditetapkan.

    Untuk merealisasikan sistem pada tahap penerapan ini, ditempuh beberapa metode, antara lain, penggunaan paket aplikasi, pengembangan oleh staf sendiri (insourcing), dan pengembangnan yang dilakukan dengan kerjasama dari pihak luar seperti konsultan atau software house (outsourcing) 

5. Tahap Evaluasi 

              Pada tahap ini, dilakukan uji coba sistem yang telah selesai disusun. Proses uji coba diperlukan untuk memastikan bahwa sistem tersebut sudah benar. Karakteristik yang ditetapkan, dan tidak ada kesalahan-kesalahan yang terkandung didalamnya. Evaluasi merupakan uji coba sistem yang berguna untuk: 

    a. Memastikan sistem sudah berjalan dengan benar 

    b. Memastikan sesuai karakteristik yang ditetapkan 

    c. Memastikan tidak terjadi kesalahan sampai ke penelusuran dan keterlibatan data 

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi perangkat keras adalah

    a. Kemampuan perangkat keras yang meliputi kecepatan proses dan distribusinya 

    b. Seberapa besar biaya yang harus disediakannya untuk pengoperasian dan perawatan sistem 

    c. Kompatibilitas perangkat keras terhadap sistem-sistem yang terkait 

    d. Seberapa lama teknologi yang digunakan akan dapat bertahan 

    e. Sejauh mana pilihan-pilihan terhadap komputer yang digunakan memperhatikan faktor-faktor ergonomik 

    f. Tingkat kehandalan dan sekalabilitas jaringan komputer yang dibangun sebagai infrastruktur sistem tersebut.

6. Tahap Penggunaan dan Pemeliharaan 

            Pada tahap ini, sistem yang telah diuji coba dan dinyatakan lolos dapat mulai digunakan untuk mengenal proses e-Business yang sesungguhnya. 

        Pemeliharaan sistem secara rutin dapat meliputi penataan ulang database, membackup, dan scaning virus. Sementara itu, pemeliharaa juga termasuk melakukan penyesuaian-penyesuaian untuk menjaga kemuktahiran sistem, atau pembetulan atas kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dan belum diketahui sebelumnya.

    a. Kegagalan SI e-business.

Faktor-faktor penyebab kegagalan; 

  1. Sering orang memandang SI e-Business adalah paling utama dan penting, sementara melupakan komitmen dan konsistensi terhadap materi informasi, produk dan respon layanan kepada konsumen 
  2. Antar-muka SI e-Business sering kurang interaktif, kurang komunikatif dan kurang mudah digunakan oleh konsumen, karena antar muka sering dibangun berdasarkan selera pembuatnya 
  3. Perubahan cara pandang, pola berbisnis, dan sistim dari tradisonal dan lokal menjadi moderen dan global; perusahaan dan pebisnis membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut. 

    b. Kebutuhan Sistem e-bisnis 

  1. Efesien dan efektif 
  2. Trend masa depan 
  3. Integrated dengan sistem yang lain 
  4. Keamanan data
  5. Interaktif 

F. Faktor Keberhasilan Implementasi e-bisnis 

        Terdapat beberapa strategi dalam mengimplementasikan e-business seperti yang di kutip dalam buku Chapter E-business strategy (Chaffey, 2011) diantaranya 11 faktor penentu keberhasilan, yang juga dapat berguna diterapkan untuk organisasi yang lebih besar: 

  1. Content, penyampaian isi yang efektif dari produk atau jasa. 
  2. Convenience, kegunaan dari situs web. 
  3. Control, sejauh mana organisasi telah didefinisikan proses yang mereka dapat mengelola. 
  4. Interaksi, sarana membangun hubungan dengan pelanggan individu. 
  5. Komunitas, sarana membangun hubungan dengan kelompok-kelompok individu atau organisasi yang berpikiran. 
  6. Sensitivitas harga, sensitivitas dari produk atau jasa untuk persaingan harga di Internet. 
  7. Logo , kemampuan untuk membangun sebuah nama merek yang kredibel untuk ecommerce. 
  8. Komitmen, sebuah motivasi yang kuat untuk menggunakan internet dan kemauan untuk berinovasi. 
  9. Kemitraan, sejauh mana e-commerce venture menggunakan kemitraan (hubungan rantai nilai) untuk meningkatkan kehadiran Internet dan memperluas bisnisnya. 
  10. Proses perbaikan, sejauh mana perusahaan dapat mengubah dan mengotomatisasi proses bisnis. 
  11. Integrasi, Penyediaan hubungan antara sistem TI yang mendasari dalam mendukung kemitraan dan perbaikan proses. 

Sedangkan menurut Wade(2005), mengungkapkan beberapa faktor kesuksesan inplementasi E-Business, antara lain: 

  1. Ekspektasi dari perusahaan ditunjang dengan ketersediaan dana. 
  2. Jadwal dan waktu implementasi yang memadai. 
  3. Pengetahuan akan proses bisnis, kompetensi dan pengalaman dalam pembangunan eBusiness system. 
  4. Komunikasi baik secara fungsional dan cross-fuction. 
  5. Komitmen yang tinggi dari semua pihak yang terlibat.

Komentar

Postingan Populer